TULISAN UTAMA DI WWW.KATAKAMI.COM
Dimuat juga di WWW.KATAKAMIINDONESIA.WORDPRESS.COM dan di WWW.KATAKAMIINDONESIA.VOX.COM
Jakarta 9/7/2009 (KATAKAMI) Panggung perpolitikan Pemilihan Umum PILPRES 2009 telah usai. Hasilnya seperti yang sudah ditebak sebelumnya bahwa patut dapat diduga pihak tertentu memang masih sangat ngotot untuk bisa tetap melanggengkan kekuasaannya seperti zaman Soeharto. Kekuasaan memang ibarat kenikmatan yang paling nikmat. Kekuasaan sanggup membutakan mata hati, pikiran dan moralitas manusia.
Apa yang mau dibanggakan oleh TNI, POLRI, Badan Intelijen Negara (BIN), khususnya Kantor Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukkam) setelah patut dapat diduga mereka sangat sukses dan berhasil memenangkan dan mengamankan ambisi politik sang pimpinan yang ingin agar kekuasaannya beranak-cucu di negara demokrasi bernama Indonesia ?
Apa yang mau dibanggakan oleh oknum-oknum militer dan POLISI yang bermasalah dengan hukum karena patut dapat diduga demi mengamankan diri mereka agar tidak tersentuh oleh jerat hukum maka dengan penuh pengabdian dan totalitas telah memudahkan kemenangan dalam PILPRES 2009 ?
Termasuk didalamnya, patut dapat diduga oknum POLRI Gories Mere telah dengan "idiot" eh "sok genius" menciptakan kemenangan ini yang patut dapat diduga dengan kejahatan Informasi dan Teknologi (IT) yang sangat kotor mengerikan.
Capres Megawati Soekarnoputri sangat prihatin atas adanya sikap tidak netral yang telah ditunjukkan dan dilakukan secara "berjamaah" oleh instansi-instansi penting di Indonesia.
"Apakah mereka pikir, ini adalah kesuksesan ? Dari sisi mana mereka menilai maka kemenangan ini disebut sebuah kesuksesan dari aparat-aparat yang tidak netral itu ? Apakah di hati mereka itu, sudah tidak ada rasa hormat kepada nilai-nilai demokrasi dan hak-hak politik rakyat ? Saya ingin tahu, apakah mereka yakin bahwa rakyat Indonesia ini bisa dibodoh-bodohi terus menerus ? Kasihan mereka" kata Megawati Soekarnoputri secara EKSKLUSIF kepada KATAKAMI.COM yang sepanjang hari Rabu (8/7/2009) berada di kediaman Megawati -- baik saat berada di kediamanan jalan Kebagusan Jakarta Selatan atau di Jalan Teuku Umar Menteng Jakarta Pusat.
Jangan dipikir bahwa laporan-laporan dari daerah tidak masuk ke pihak Megawati dan Prabowo Subianto. Bayangkan, patut dapat diduga POLRI menjadi ujung tombak segala kecurangan di berbagai daerah.
Dan Megawati sudah memprediksi sejak awal bahwa keikut-sertaan dirinya sebagai CAPRES akan dijegal dan digagalkan dengan menggunakan KEJAHATAN TEKNOLOGI (IT).
"Kejahatan IT adalah ancaman paling serius dalam Pilpres 2009 ini. Saya tidak mengerti, mengapa seperti ini menegakkan demokrasi ? Tahun 2004, saya telah berhasil menggelar pesta demokrasi yang jujur, langsung, bebas, rahasia dan bermartabat. Presiden Jimmy Carter datang ke Indonesia untuk memantau Pemilu dan beliau juga bertemu langsung dengan saya. Presiden Jimmy Carter menyampaikan pemghargaan bahwa pemerintahan saya telah berhasil menggelar Pemilu pertama yang bersifat langsung. Pemilu apa ini yang sekarang ? Harusnya bisa lebih baik dari Pemilu yang dilakukan oleh pemerintahan saya tahun 2004. Ini justru mundur jauh ke belakang. Jauh lebih buruk dari Pemilu sepanjang Orde Baru yang sudah dapat kita tebak siapa yang akan keluar sebagai pemenang," lanjut Megawati.
Ketidak-netralan TNI, POLRI, BIN dan terutama Jajaran Kementerian Kantor Polhukkam sangat menyedihkan dan dikecam keras oleh Megawati.
"Saya ingatkan ya, rakyat itu tidak bodoh. Rakyat itu menilai. Sekarang ini pilihannya ada 2, mau melawan semua kecurangan yang sangat kotor ini dengan cara-cara kekerasan atau dengan jalur hukum ? Bukan sifat saya kalau menggunakan cara-cara kekerasan. Saya anti kekerasan. Tapi apakah mereka yang menjadi aparat itu siap kalau rakyat sudah tidak tahan dan memberontak terhadap semua kecurangan ini ? Apakah mereka menembaki rakyatnya sendiri ? Saya akan katakan, ayo coba tembak rakyatmu kalau berani ! Jangan sakiti rakyat Indonesia. Rakyat ini sudah lelah. Ini Pemilu yang penuh kecurangan" tambah Megawati yang berbicara dengan tenang dan sangat berkharisma.
Megawati memang benar.
Tidak seperti ini caranya jika ingin meraih kemenangan -- termasuk jika ingin memperpanjang dan melanggengkan kekuasaan --. Hak politik rakyat mutlak untuk dihormati.
Saat penghitungan suara cepat sudah sangat tidak berimbang sejak awal penghitungan. Saat capres Megawati dan Muhammad Jusuf Kalla memulai penghitungan dengan hitungan awal 0 (nol) %, patut dapat diduga angka awal penghitungan dari pihak calon lainnya sudah langsung 50 %.
Bahkan, Barack Hussein Obama sendiri sebagai kandidat CAPRES AS tidak akan pernah bisa memenangkan "PRESIDENTIAL ELECTION 2008" jika lawan politiknya mencuri start dan mencuri angka kemenangan sangat besar sekitar 50 % dari totalitas perolehan angka kemenangannya.
Dunia internasional dan khususnya AMERIKA SERIKAT kini berada di persimpangan di jalan.
Seiring dengan ucapan SELAMAT yang akan mereka sampaikan nanti, rakyat Indonesia akan menatap satu persatu pemimpin dunia itu dengan tatapan dan penilaian yang sangat menyakitkan hati.
Salahkah rakyat Indonesia jika mendambakan dan mengharapkan berjalannya atau tegaknya sebuah proses demokrasi secara benar ?
Salahkah rakyat Indonesia jika sudah sangat lelah dengan semua kekuasaan yang kotor dan sangat tidak berperikemanusiaan membunuh hak-hak politik rakyat ?
Salahkah jika saat ini rakyat Indonesia meratap dan menangisi ketidak-mampuan mereka melawan arogansi kekuasaan yang patut dapat diduga telah melakukan KEJAHATAN KEMANUSIAAN yang paling kotor di abad kekinian -- 11 tahun setelah reformasi Indonesia ?
Terlalu kotor caranya jika kecurangan ini dilakukan secara BERJAMAAH oleh semua aparat pemerintah, terutama patut dapat diduga dilakukan TNI, POLRI dan BIN -- dibawah koordinasi Kantor Kementerian POLHUKKAM --.
Saat Iran rusuh pasca pelaksanaan PILPRES mereka, AMERIKA SERIKAT seakan cakar-cakaran untuk mendesak agar Presiden Obama cepat bereaksi menentang tercederainya nilai-nilai demokrasi disana. Tapi kini, AMERIKA SERIKAT dinantikan reaksinya oleh rakyat Indonesia secara keseluruhan ?
Politik kotor seperti inilah yang akan didukung oleh semua politisi muda sangat berkharisma sekelas BARACK HUSSEIN OBAMA ?
Sebelum Barack Hussein Obama menjawab "YA", maka sudilah kiranya ia membayangkan bagaimana jika ia melaju dalam pertarungan PILPRES 2008 dulu ... semua perangkat pemerintah di AS melakukan kecurangan yang sudah sangat kotor dan parah ?
Sebutlah misalnya, Dinas Intelijen CIA, Biro Investigasi Federal (FBI), Militer AS dan semua perangkat AS. Bagaimana perasaan dan kemarahan Obama jika langkah politiknya dijegal dengan cara-cara yang sudah sangat tidak manusiawi dengan kejahatan teknologi dan semua praktek kotor yang menistakan nilai demokrasi AS ?
Sebelum Barack Hussein Obama menjawab "YA" untuk mendukung hasil Pemilu yang patut dapat diduga sangat kotor dengan kecurangan BERJAMAAH seperti ini, ada baiknya kalau Obama mengenang semua sifat yang sangat indah, luhur dan mulia dari ibu yang melahirkan dirinya yaitu Almarhumah Stanley Ann Dunham.
Perempuan yang sangat cerdas dan kuat dalam membela kepentingan kaumnya.
Stanley Ann Dunham mengabdikan dirinya secara total untuk membantu kaum miskin dan papa, kalangan tak berdaya dan sebagian besar diantaranya adalah kaum perempuan. Termasuk INDONESIA, adalah sebuah negara yang menjadi tempat terbanyak bagi Stanley Ann Dunham untuk mengabdikan diri dan hidupnya demi kebaikan bagi sesamanya manusia.
Stanley Ann Dunham tidak akan pernah membiarkan satu detikpun dalam hidupnya dulu untuk membiarkan rakyat yang lemah tak berdaya itu semakin remuk digilas oleh zaman yang ganas. Ia habiskan hidupnya untuk mengunjungi banyak negara tetapi bukan untuk menikmati glamournya dunia. Melainkan untuk mengunjungi rakyat yang miskin dan papa.
Ia datang dengan ketulusan dan penghormatan yang penuh kepada nilai-nilai kemanusiaan. Ia datang dengan keiklasan yang sangat tinggi tingkat kemuliaannya untuk menunjukkan kepada kalangan perempuan dimanapun juga bahwa solidaritas sesama jender akan tetap terwujud tanpa mengenal batas ruang dan waktu.
Jika dengan segenap hati dan cinta yang ada di hatinya, Barack Hussein Obama mau mengenang sisi yang sangat mengagumkan ini dari figur ibu yang melahirkannya maka tak akan pernah Obama mau mendukung semua kejahatan kemanusiaan yang membunuh nilai-nilai kebenaran, hukum, HAM dan kemanusiaan di muka bumi ini.
Betapa sakit dan hancur rasanya sebentuk hati yang dimiliki oleh begitu banyak rakyat INDONESIA yang sudah dirampas dan ditindas hak-hak politiknya demi hawa nafsu kekuasaan pihak tertentu.
Seakan tak ada tempat untuk mengadu dan meminta pertolongan bahwa sebuah kebiadaban sudah semakin percaya diri untuk melahap habis nilai demokrasi dan kebenaran di negeri yang begitu elok bernama INDONESIA.
Tanah airku INDONESIA, meratap, menangis dan terhempas kembali ke titik terendah dalam berdemokrasi.
(MS)